HADIRKAN SOSOK GURU DIHATIMU "Sosok Guru Pembentuk Moral”

Oleh : M. Maswadi (15/11/2024)

Pada era Globalisasi dan digitalisasisaat ini atau sering disebut kornul Gadget dan Internet, memang membantu kita dalam mempermudah mengakses berbagai informasi, informasi ini baik dalam bentuk primer, skunder maupun tersier.

Sehingga kalau mengacu dari hal demikian, siapapun bisa mendapatkan informasi dan pembelajaran dengan mudah bahkan dimanapun dia berada, tidak hanya melalui tatap muka, dari sebuah lembaga pendidikan ataupun instansi lainnya. Hanya dengan duduk manis menggemgam hp ditemani secangkir kopi mereka bisa mendapatkan berbagai macam informasi.

Akan tetapi yang paling esensial sesungguhnya dalam pembelajaran itu bukan saja hanya mendapatkan knowladge tapi yang utama adalah bagaimana seseorang ketikamenyerap sebuah informasi bisa diterapkan dalam perilaku yang baik dalam kehidupannya. Inilah yang kemudian dinamakan dengan pendidikan. Pendidikan bukan hanya saja bagaimana seseorang melakukan proses pembelajaran dan mendapatkan wawasan luas, tapi wawasan tersebut harus diiringi dengan sistematikanya agar terarah dan teratur, tidak ngawur.Pembelajaran sistematis dan tersusun itulah dalam ilmiahnya disebut sains.

Kalau dalam Agama distilah dengan“Ilmu” yaitu aktivitas berpikir yang mencakup suatu sistematika, struktur dan perilaku atau akhlak.

Nah kembali lagi, dengan gadget orang dengan mudah mendapat wawasan dan informasi, tapi bisakah mendapatkan Ilmu??

Coba kita renugkan kembali sebuah sabda Nabi saw. 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu).

Dalam redaksi lain, Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr :

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ

Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”.

Dalam hadist diatas Rasulullah menggunakan kalimat “Al-Ilmu”, bukan menggunakan kalimat Ma’lumat (Informasi). Ini berarti kata ulama’ yang wajib dituntut setiap orang adalah Ilmu. Sedangkan Ilmu itu merupakan banyak macam wawasan dan iformasi yang dikumpulkan kemudian dibuat secara sistematis, terstruktur yang indikasinya akan menghasilkan Moral dan Karakter yang baik.

Nah hematnya, bisa disimpulkan teranyata pemanfaatan teknologi saat ini, tidak dapat mendatangkan Ilmu, hanya bisa mendatangkan banyak macam informasi dan wawasan.

Bagaimana Ilmu itu bisa kita dapatkan ??

Tentang yang demikian saya sering menyampaikan kepada para penuntut ilmu dalam hal ini para peserta didik saya disekolah. Jika ingin mendapat Ilmu maka tidaklah cukup bahkan tidak bisa hanya dengan internet tapi Ulama menjelaskan begini….

Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya tersebut menuliskan sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu., dua bait syair itu berbunyi:

اَلا لاَ تَناَلُ اْلعِلْمَ  إِلاَّ بِسِتَّةٍ     سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ

ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ     وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ 

"Ingatlah! Engkau tidak akanmendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 syarat. Saya akanberitahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan, kemauan/semangat (rakus akan ilmu), sabar, biaya/bekal (pengorbanan materi/ waktu), petunjuk (bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama."

Dalam Pesan sahabat sayyidina Ali tersebut ada 6 syarat untuk mendapatkan Ilmu :

  1. Kecerdasan
  2. Semangat
  3. Sabar
  4. Biaya
  5. Bimbingan Guru
  6. Sepanjang Masa

Untuk menghemat langsung saja pada poin 5 (Bimbingan Guru). Ternyata Ali karramallahu wajhah mengatakan seseorang bisa mendapatkan Ilmu dengan adanya “Bimbingan Guru”.Artinya Ilmu tidak bisa didapatkan hanya dengan menggulir-gulir hp. Tapi harus ada tatap muka dengan guru karena dengan bimbingan gurulah informasi akan bisa terarah dan sitematis yang tentu akan menjadi sebuah Ilmu.

Demikian pentingnya sosok seorang guru, “keliru seorang pelajar jika terpikir mengatakan gak penting guru toh juga sekarang udah canggih”.Inilah pikiran yang harus diluruskan.

Wahai para peserta didik kalian dapat wawasan yang luas dengan genggaman kalian, tapi ingat! Ilmu akan jauh hilang dengan ketiadaan Guru”

Maka guru sangat diharapkan kehadirannya dalan pembentukan moral peserta didiknya, jangan pernah abaikan seorang guru, karena jika kalian belajar tanpa guru nanti kalian akan belajar dengan setan.

Ulama tasawuf Imam Abu Yazid Al-Busthami (wafat 874 M) Berkata :

مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ أُسْتَاذٌ فَإِمَامُهُ الشَّيْطَانُ  

"Barang siapa yang tidak mempunyai guru, maka imamnya adalah setan."

Sementara redaksi lain ditemukan dalam Tafsir Ruh Al-Bayan, karya Isma’il Haqqi Al-Hanafi (wafat 1715 M) beliau berkata :

مَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْخٌ فَشَيْخُهُ الشَّيْطَانُ  

"Barang siapa yang tidak mempunyai guru, maka gurunya adalah setan."

Dengan demikian, seseorang tidak bisa mendapatkan Ilmu bila tanpa bimbingan guru atau mursyid. Jika tidak, maka ia akan tersesat dan kehilangan arah. 

Syekih Ali bin Wafa (wafat 1405 M) mengatakan bahwa siapa saja yang menginginkan kesempurnaan tanpa melalui guru dan pembimbing, maka ia telah salah menempuh jalan.

“Hai para penuntut Ilmu Muliakanlah GuruMu, Kasih sayangilah Mereka, Hadirkan mereka ditengah-tengahMu dan hatimu Agar engkau Selamat”

Rasulullah Saw bersabda :

مَنْ نَظَرَ إِلَى وَجْهِ عَالِمٍ نَظْرَةً فَفَرِحَ بِهِ، خَلَقَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مِنْ تِلْكَ النَّظْرَةِ وَالْفَرَحِ مَلَكًا يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِصَاحِبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Barang siapa yang memandang wajah orang alim (Guru) dengan satu pandangan lalu ia merasa senang dengannya, maka allah menciptakan malaikat dari pandangan itu dan memohonkan ampun untuknya sampai hari kiamat”