MENGHADAPI SISWA MASA KINI Oleh Bang Mas

Menghadapi siswa masa kini memerlukan pendekatan yang penuh pemahaman, kreativitas, dan empati.

Salah satu motivasi yang bisa diberikan kepada siswa adalah:

"Di dunia yang terus berubah ini, kalian adalah generasi yang memiliki potensi luar biasa untuk membuat perbedaan. Tidak ada hal yang lebih penting daripada terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Jangan takut gagal, karena kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan.Jadilah pribadi yang berpikiran terbuka, berani mencoba hal-hal baru, dan percaya bahwa setiap usaha kalian, sekecil apapun itu, adalah langkah menuju masa depan yang lebih cerah. Ingat, setiap tantangan yang kalian hadapi adalah peluang untuk tumbuh dan menjadi lebih baik."

Menghadapi siswa masa kini dalam perspektif Islami adalah tantangan sekaligus peluang untuk menciptakan generasi yang cerdas secara intelektual, berakhlak mulia, dan memiliki kesadaran spiritual yang tinggi. Dalam pandangan Islam, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan akal, tetapi juga menanamkan nilai-nilai iman, takwa, dan amal saleh.

Dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, pendidik Muslim memiliki tugas besar untuk menanamkan prinsip-prinsip Islam yang relevan dengan kehidupan siswa masa kini.

1. Pendidikan sebagai Ibadah dan Amanah

Dalam Islam, pendidikan adalah ibadah yang berorientasi pada ridha Allah SWT. Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab moral untuk membimbing siswa dengan hati yang ikhlas. Firman Allah dalam Al-Qur'an: 

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."* (QS. Adz-Dzariyat: 56). 

Menghadapi siswa masa kini berarti menghadirkan pendidikan yang tidak hanya mengejar duniawi, tetapi juga akhirat. Siswa harus dibimbing untuk memahami bahwa ilmu yang mereka pelajari adalah bekal untuk mengabdi kepada Allah, memperbaiki kehidupan di dunia, dan mencapai keselamatan di akhirat.

2. Pentingnya Akhlak dalam Pendidikan

Rasulullah SAW bersabda: 

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."* (HR. Ahmad). 

Generasi masa kini dihadapkan pada banyak pengaruh luar yang dapat merusak akhlak, terutama melalui teknologi dan media sosial. Oleh karena itu, pendidikan akhlak harus menjadi inti dari proses belajar-mengajar. Dalam opini saya, pendidik Muslim harus menanamkan akhlak melalui teladan. Guru yang berperilaku santun, jujur, dan penuh kasih sayang akan menjadi contoh nyata bagi siswa. Mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, hormat kepada orang tua, dan etika dalam pergaulan menjadi kebutuhan utama dalam menghadapi siswa masa kini.

3. Teknologi sebagai Sarana, Bukan Tujuan

Siswa masa kini adalah generasi yang tumbuh bersama teknologi. Dalam Islam, teknologi adalah nikmat Allah yang harus digunakan dengan bijaksana. Firman Allah: 

"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya..." (QS. Al-Jatsiyah: 13). 

Sebagai pendidik Muslim, kita harus mengarahkan siswa untuk memanfaatkan teknologi sebagai sarana menuntut ilmu, berdakwah, dan memperbaiki masyarakat. Literasi digital, etika bermedia, dan kesadaran akan dampak negatif teknologi harus diajarkan dengan pendekatan Islami. Siswa perlu dipahamkan bahwa setiap tindakan mereka di dunia digital akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

4. Pendidikan dengan Kasih Sayang dan Hikmah

Dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan Nabi Musa AS untuk berbicara kepada Firaun dengan lembut: 

"Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut..."* (QS. Thaha: 44). 

Ayat ini menjadi pelajaran penting bagi pendidik untuk mendekati siswa masa kini dengan kasih sayang dan hikmah. Pendekatan otoriter sudah tidak relevan; siswa membutuhkan pembimbing yang mendengarkan, memahami, dan mengarahkan mereka dengan cinta.Dengan pendekatan ini, siswa akan merasa dihargai dan lebih mudah menerima nasihat.

5. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an dan Hadis

Islam memberikan pedoman lengkap dalam membentuk karakter. Pendidikan karakter dalam Islam meliputi tiga aspek utama: hubungan manusia dengan Allah (hablum minallah), hubungan manusia dengan sesama (hablum minannas), dan hubungan manusia dengan alam (hablum minal 'alam). Siswa masa kini harus diajarkan untuk menjaga shalat, menghindari perilaku buruk seperti berbohong atau menyontek, dan peduli terhadap lingkungan.

Misalnya, ketika membahas tanggung jawab sosial, kita dapat menghubungkannya dengan hadis Rasulullah SAW: 

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad). 

6. Menjawab Tantangan Modern dengan Nilai-Nilai Islam

Dalam opini saya, salah satu tantangan terbesar menghadapi siswa masa kini adalah derasnya arus liberalisme, materialisme, dan hedonisme. Siswa harus dibimbing untuk memahami bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari harta atau popularitas, tetapi dari kedekatan dengan Allah. Firman Allah: 

"Ketahuilah, dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."(QS. Ar-Ra'd: 28). 

Melalui pendidikan, siswa perlu diajarkan untuk menjaga identitas mereka sebagai Muslim di tengah godaan dunia modern. Konsep *fastabiqul khairat* (berlomba-lomba dalam kebaikan) dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk menjadi generasi yang produktif, inovatif, dan tetap berpegang pada syariat Islam.

7. Menghubungkan Ilmu Dunia dan Akhirat

Islam tidak memisahkan ilmu dunia dan akhirat. Sains, teknologi, dan mata pelajaran lainnya harus diajarkan dengan pendekatan yang menunjukkan kebesaran Allah.Contohnya, ketika mengajarkan ilmu biologi, guru dapat mengaitkan kebesaran ciptaan Allah dalam sistem tubuh manusia sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an: 

"Dan pada diri kamu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?"* (QS. Adz-Dzariyat: 21). 

Pendekatan ini akan menumbuhkan rasa syukur dan kekaguman siswa terhadap Allah.

Kesimpulan

Menghadapi siswa masa kini dalam perspektif Islami membutuhkan kesabaran, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan zaman tanpa mengorbankan nilai-nilai Islam. Pendidik harus menjadi teladan, pembimbing, dan motivator yang mampu mengarahkan siswa untuk menjadi generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan bertakwa. Tantangan modern adalah ujian yang bisa diatasi dengan pendekatan Islami yang penuh kasih sayang dan keikhlasan. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada para pendidik dalam menjalankan amanah besar ini.

Goresan Pena “Bang Mas” M. Maswadi